Friday, August 12, 2011

Italian stories(2) :: Get lost in Rome

So much to say about Rome!

Sampe gak tau mulai dari mana dulu yah ... hmmm . . . .

Gimana kalau mulai dari cerita gimana akhirnya gw memutuskan pergi ke Roma.

Alesan utama karena nemu tiket murah pake Ryanair dari Stokholm.
Emang murah sih tapi kalo pake budget flight macem Ryanair artinya musti merelakan barang-barang yang overload dibuang. Abis mereka strict banget soal aturan koper yang masuk kabin cuman boleh 10 kgs.

Waktu itu gw kelebihan beberapa ratus gram, dan akhirnya ngebuang 1 celana panjang (untuk tidur) lagian the rest of the journey will be warm. So I won't need it anyway!

Ini juga salahsatu pelajaran tentang kehidupan yang gw dapet selama traveling, yaitu

1. Sesungguhnya kita gak butuh banyak barang untuk bertahan hidup, jadi bawa yang penting-penting aja.

2. Barang yang kita bawa tapi gak kepake akhirnya cuman bikin cape aja, karena mesti dibawa-bawa sepanjang perjalanan.
Masih mending gw traveling 'hanya' selama 30 hari. Kebayang kan banyak orang membawa 'beban emosional' yang tidak penting selama bertahun-tahun.
Just let it go.

Waktu itu saya mendarat di airport Ciampino dari Skavsta, Stokholm. Keduanya sebenernya bukan bandara udara utama, tapi lebih airport untuk maskapai budget.
Karena bukan airport utama jadi letaknya gak deket banget sama kota, beda sama Fiumicino yang lebih deket sama pusat kotanya Roma.

Tapi kalau waktu traveling kita fleksibel gak masalah koq, tinggal naek bus ke Metro Line A. Anagnina (harga tiket 1,20 Eur) lalu disambung pake metro ke pusat kota Roma, st. Termini (1 Eur, single ticket).

Yang berasa bahwa saat itu saya officially sampai di Italia adalah pas naek metro dari airport Ciampino ke city centre ada bapak pengamen yang nyanyi lagu 'Santa Lucia' dengan suara soprano yang indah banget! Berasa nonton live opera dari kursi tempat duduk metro.
Priceless : )

Roma sendiri bukan cuman sekedar kota yang indah secara arsitektur, tapi juga punya nilai historikal yang tinggi.
Hampir semua bangunan kuno yang saya lihat disana, selalu aja ada cerita historis yang sangat menarik di belakangan.

Yang paling terkenal di kalangan turis tentunya kompleks bersejarah Colloseo (atau terkenal dengan nama Colloseum), Foro Romano (Forum Romanum) di bukit Palatine.

Ada juga monumen Vittorio, bangunan megah yang dibangun gak jauh dari kompleks bersejarah Forum Romanum. Tapi ada temen saya orang Italia asli, benci sama monumen Vittorio ini.
Menurut dia bangunan monumen Vittorio itu terlalu modern, gak cocok banget dibangun di kawasan historikal yang usianya beberapa abad.

Dia bilang bangunan bersejarah yang jadi objek turistik di Roma itu cuman sebagian kecil dari yang sudah diketemukan oleh arkeolog. Sisanya masih banyak yang sudah ditemukan tapi masih dipelajari, tapi tidak dibuka untuk umum.
Banyak juga yang diketahui tanpa sengaja, contohnya waktu pemerintah melakukan penggalian untuk bikin jalur metro baru ternyata eh malah ketemu situs bersejarah.


Akibatnya sekarang pemerintah Roma berhenti melakukan penggalian untuk mencari jalur metro karena malah akhirnya jadi penggalian situs bersejarah deh.

Banyak bangunan di Roma juga termasuk dalam UNESCO World Heritage Sites karena situs bersejarahnya pabalatak, tersebar di beberapa tempat.
Sebenernya meng-eksplor kota Roma itu gak cukup cuman 3-4 hari karena banyak banget tempat bagus yang bisa dilihat. . . Mungkin seminggu pun gak cukup, yang pasti saya pengen suatu saat balik kesini lagi, entah spring atau autumn saat cuaca lebih bersahabat.


air mancur Trevi :: Fontana di Trevi ::
air mancur paling terkenal di dunia (katanya)
tourists crowd #1


Tapi yah highlight turis kan biasanya cukup ke Colloseo, Fontana di Trevi, Pantheon, Piazza di Spagna (Spanish steps), Museo di Vaticano, atau Basilica Santo Pietro.
Kalo turis udah nyampe sana dan bisa foto dengan latar belakang tempat tsb, biasanya udah dianggap 'sah' mengunjugi Roma deh : )


Piazza di Spagna:: Spanish steps ::
Piazza di Spagna
tourists crowd #2


Owh ya. . . . cowo-cowo disini (cowo Italia asli maksutnya, bukan turis yang berkunjung),
hmmm . . . cakep-cakep
. Yummy Latino :)
Dan tentu aja gak girlie seperti cowo Swedish.

Selaen itu di Italia juga masih ada perilaku gentlemen, seperti lelaki muda ngasi tempat duduk ke perempuan lebih tua (ini perilaku yang hampir musnah di Denmark rasanya).

Tips penting selama di Roma:

1. Cukup bawa botol kosong aja selama bepergian, karena banyak fontana/ sumber air yang bisa diminum di beberapa tempat. Contohnya di depan Colosseo atau di Piazza di Spagna.
Minum langsung dari situ juga boleh, hanya lebih enak kan kalau minum dari botol.

2. Mau masuk chiesa Basilica St. Peitro gak boleh pake celana pendek atau baju terbuka (keliatan bahu). Jadi jangan udah antri panjang taunya depan pintu gak boleh masuk sama penjaganya.
Solusinya kalau udah keburu kesana adalah, di depan jalan masuk Basilica St. Pietro ada banyak tukang dagang pashmina (harga 5 Eur, overprice sih, tapi masuk basilica gratis).

3. Kalau mau beli magnet kulkas untuk oleh-oleh, menurut gw tempat yang paling murah adalah sepanjang jalan dari Colloseo menuju ke monumen Vittorio, harganya bisa cuman 1 Eur/buah (kalau beli 5). Mungkin bisa ditawar lebih murah lagi kalau beli banyak.
Kalau di toko sekitar Fontana di Trevi itu udah lebih mahal, bisa 3-5 Eur/buah, tapi lebih variatif juga desainnya.

4. Katanya Roma termasuk kota pusat turis yang banyak copetnya (sama lah kaya di Paris atau Barcelona). Gada pengalaman buruk sama pickpocket selama disini, tapi pastikan aja barang bawaan aman selalu naek metro, lumayan penuh di line yang menuju pusat turis.


Sebenernya gw udah punya peta Roma sebelum memutuskan mau pergi kemana aja selama disana.
Masalahnya . . . kemampuan gw baca peta emang payah :(
Akhirnya tetep aja suka nyasar, contohnya pas mau pergi ke chiesa Basilica St. Pietro, eh malah jadinya nyasar ke Museo di Vaticani (yah letaknya emang deket, deket disini beberapa ratus meter, tetep aja bete kalau nyasar).

Karena kesasar, akhirnya gw malah masuk antrian untuk ke Museo di Vaticani, ini antrian buset banget, kaya antrian haji! Ada kali 1 kilometer doang untuk antri masuk museum-nya.
Buset ini para turis mau aja dikerjain sama Vatikan, gara-gara cuman mau liat lukisan di Sistine chapel karya Michael d'Angelo kali yah.

Pas kesasar perasaan gw emang udah bilang ini jalan ngaco deh, tapi bingung nanya ke siapa karena disana isinya turis doang!
Gak ada orang Italia-nya (katanya orang Roma benci turis selama musim panas, karena menuh-menuhin kota).

Akhirnya gw kenalan sama Anna & Dante, mereka mahasiswa jurusan tourism yang lagi magang jadi tour guide. Dante campuran USA sama Italian, makanya bahasa Inggris dia bagus banget, tapi tampangnya cakep kaya Italiano (pengen gw poto tapi norak banget yah).
Mereka nganterin gw menuju arah yang benar, yaitu pintu masuk chiesa Basilica St. Pietro.
Wah pokonya berkesan banget ketemu mereka walopun bentar, ini yang bikin hati gw tetap hangat sekalipun traveling sendirian ^^

Kata Anne & Dante, antrian turis hari ini (yang panjangnya udah 1 kilometer itu) gak ada apa-apanya dibanding hari sibuk. Biasanya turis ini udah nangkring dari pagi/subuh untuk ngantri karena kalo kesiangan akan tambah panjang tuh antrian.
Antrian panjang untuk masuk ke Museo di Vaticano ini bayarnya 14 Eur, tapi kalau mau cara yang lebih cepat bisa beli tiket seharga 26 Eur (shortcut gitu deh, tapi masih ngantri juga, hanya gak terlalu panjang).

Si temen gw orang Italia asli bilang kalau Vatikan tuh tajir banget cuman karena buka itu museum, karena pemasukan dari turis aja bisa berapa juta Euro.
Turis yang ngantri kan ribuan per hari. . .
Pokonya kepausan di Vatikan itu bisa cuman ongkang ongkang kaki doang kerjaannya, cukup dari tiket masuk.

Owh ya, karena gw menganut paham anti imperialis, makanya gw juga gak mau masuk museum ini.
Apalagi ngantri-nya tidak berperi kemanusiaan kaya gitu, walopun sebenernya gw penasaran sama Sistine Chapel-nya Michael d'Angelo *hiks*
Tapi masuk Basilica St. Pietro juga puas koq. Maklum orang Indonesia liat apa aja disana itungannya bagus . . . hehe

basilika Santo Petrus:: Basilica Santo Pietro ::

'Rome in July is a perfect place, if you wanna see tourists'


Beberapa expenses selama di Roma :

one way ticket (bisa dipake untuk naek metro) ~ 1 Eur
Lasagna (beli di deket Fontana di Trevi) 7 Eur, termasuk tip
Breakfast 3,20 Eur (brioches+minum)
postcard+ stamp 9 Eur
magnet kulkas 5 @1 Eur

No comments:

Your Fonts - Font Generator